Iabelajar dalam perjalanan, karena masa kecilnya tidak tersentuh dengan cerita tentang tanah surga, romeo n juliet ataupun kabayan jeung nyi iteung. mereka emang soulmate yang tak mungkin terpisahkan hanya maut yang ini begitu beda, mungkin popeye olive cuma namanya saja. tapi akhirnya juga cinta yang tak berujung
Posting dongeng si Kabayan ini kami maksudkan untuk melengkapi Kumpulan Dongeng Sunda yang pernah kami posting sebelumnya. Di blog ini banyak sekali cerita rakyat Indonesia termasuk didalamnya cerita rakyat Sunda. Menurut kami cerita Kabayan adalah salah satu legenda sunda yang harus di lestarikan. Kami terus memposting dongeng dengan tokoh yang pemalas namun cerdas ini. Yuk kita ikuti bersama dongeng si kabayan yang satu ini. Dongeng Si Kabayan Cerita Rakyat Sunda Jawa Barat 1. Mengapa Si Kabayan Tidak Pernah Menjadi Kaya Si Kabayan dan istrinya pergi ke Gunung Gede untuk berdoa, berpuasa, dan bermeditasi, sehingga keinginan mereka untuk menjadi kaya dapat dikabulkan. Suatu hari, di tengah-tengah meditasi mereka, seorang dewa menampakkan diri kepada mereka “Kabayan,” kata sang dewa. “Aku mengabulkan dua permintaan. Tapi hanya dua. Kamu sebaiknya membicarakannya dengan istrimu sebelum kamu membuatnya. ” Kabayan dan istrinya berdiskusi panjang lebar tentang apa yang seharusnya mereka harapkan. Namun tidak ada kesepakatan diantara mereka. Kabayan ingin berharap mendapatkan banyak uang, tetapi istrinya berpikir mereka harus meminta pasokan beras yang berlimpah. Akhirnya Kabayan menjadi sangat kesal dengan istrinya sehingga dia berkata, “Saya berharap para dewa akan mengubah Kamu menjadi monyet!” Segera keinginan Kabayan dikabulkan, dan dia melihat istrinya berubah menjadi monyet di depan matanya. Dia sangat menyesal, jadi dia berharap istrinya kembali menjadi dirinya sendiri. Keinginannya pun segera dikabulkan. Tetapi hal ini membuat kesempatan permintaan Kabayan hilang, dan dia dan istrinya tetap miskin selama mereka hidup. *** Baca juga Contoh Dongeng Sunda Asal Usul Batu Kuwung 2. Si Kabayan Menangkap Rusa Untuk waktu yang lama Si Kabayan dan mertuanya telah memiliki rencana untuk membuat perangkap rusa, tetapi rencana hanya rencana mereka tidak mau mengerjakannya. “Ayo, Bah,” kata Kabayan pada suatu hari. “Ayo gali parit. Rusa pasti akan jatuh ke dalamnya, dan kemudian kita tangkap bersama-bersama. “ “Tidak,” jawab ayah mertua Kabayan. “Kamu menggali parit, Kabayan. Saya lebih suka menjerat burung. “ “Bagus,” kata Kabayan. “Tapi ketika saya menangkap rusa saya, saya tidak akan memberi Anda bagian dari itu.” “Sudahlah,” jawab ayah mertua. “Saat aku menjerat burungku, kamu juga tidak mendapat bagian darinya.” Keesokan paginya, sangat, sangat dini. Ayah mertua Kabayan pergi ke luar untuk melihat perangkap yang telah ia buat. Masih sama seperti yang dia tinggalkan malam sebelumnya. Dia berjalan ke perangkap Kabayan dan di sana dia melihat seekor rusa besar terperangkap disana. Dia memandangnya diam-diam dan saat yakin tidak melihat siapa pun, dia mengikatkan tali di leher rusa, yang kemudian dia kencangkan ke perangkapnya perangkap burung miliknya. Dia dengan cepat kembali ke rumah dan memanggil menantunya. “Kabayan, Kabayan, bangun!” dia shoued. “Mari kita keluar dan melihat apakah ada sesuatu di jebakan kita.” Kabayan menguap dan meregangkan tubuhnya dan bergabung dengan ayah mertuanya. “Alhamdullillah! Terpujilah Tuhan! ” seru ayah mertua Kabayan. “Lihat itu!” Dia menunjuk rusa di perangkapnya. Si Kabayan berjalan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Beberapa saat kemudian, ketika istri Si Kabayan memanggil ayah dan suaminya untuk sarapan, Kabayan tidak muncul. Istri Kabayan khawatir. “Dimana dia?” dia bertanya pada ayahnya. Mereka menunggu, tetapi dia tidak datang. Istri Kabayan mulai menangis. “Mungkin Dia dimakan oleh seekor harimau,” isaknya, “atau tersedak oleh setan di hutan – atau diculik!” Ayahnya mencoba menghiburnya dan berkata dia akan segera pergi mencari Kabayan. Tidak lama kemudian dia menemukannya, duduk di tepi sungai dalam sikap meditasi, menyaksikan air mengalir. “Kabayan!” panggil mertuanya. “Apa yang sedang kamu lakukan ? Kenapa kamu tidak datang untuk sarapan? “ “Lihat, Pa!” kata Kabayan, melirik ayah mertuanya, tetapi membiarkan pertanyaannya tidak terjawab. “Lihatlah air ini. Jika ini bukan hal yang aneh ……! ” “Apa masalahnya?” “Hanya melihat! Sungai mengalir ke hulu! ” “Ah, Kabayan, tidak mungkin, Kabayan! Air tidak mengalir ke hulu. Itu harus mengalir ke hilir! “ “Kenapa harus?” kata Kabayan, “padahal seekor rusa saja bisa ditangkap dalam perangkap burung?” Ayah mertua Kabayan tampak sangat malu-malu. Dia mengakui bahwa dia telah menipu Kabayan dan dia mengembalikan rusa itu kepada menantunya. Akhirnya Rusa itu dinikmati oleh keluarga Kabayan dan Mertuanya. Baca juga Cerita Rakyat Sunda Dongeng Dari Banten Bagaimana apakah dongeng si Kabayan kali ini cukup menghibur? Jika belumsilahkan kunjungi dongeng terpopuler kami lainnya.Dalamfilm ini juga, nantinya pemeran Kabayan sendiri di isi oleh Yogi Warner. Dan untuk Nyi Iteung akan diperankan oleh Givana. Bahkan film yang disutradarai oleh Dicky Chandra ini, akan juga di isi oleh beberapa artis lainya seperti Ceu Edoh 'Preman Pensiun', Ki Daus, dan yang lainya.. Sementara itu, menurut Produser Film Kabayan Milenia series, Yayat Hidayat menjelaskan bahwa hadirnya Bandung - Rumah panggung dengan bilik bambu di Kampung Sukahaji RT 02/RW 01, Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat menyimpan sejarah perfilman Indonesia. Rumah itu tempat syuting sekuel film Si Kabayan tahun dengan dominasi warna biru dan putih di sebuah halaman luas dengan hamparan rumput hijau itu dijadikan rumah Nyi Iteung, Abah, dan Ambu yang dalam ceritanya menjadi pasangan dalam cerita itu diperankan oleh aktor kawakan yang saat ini sudah meninggal dunia, yakni Didi Petet. Almarhum Didi Petet memerankan Kabayan sejak tahun 1989 hingga 1994 dan bermain dalam empat judul film, yakni Si Kabayan Saba Kota 1989, Si Kabayan dan Anak Jin 1991, Si Kabayan Saba Metropolitan 1992, terakhir ada Si Kabayan Cari Jodoh 1994. Sementara itu, sosok yang memerankan Nyi Iteung, juga bukan aktris sembarangan. Tercatat nama besar semacan almarhum Nike Ardilla, Paramitha Rusadi, serta Desy Ratnasari, pernah menjejakkan kaki di rumah yang menjadi ciri khas kesederhanaan budaya sunda penuturan sang pemilik, rumah itu dibangun oleh kakeknya sekitar tahun 1923. Hampir berusia 100 tahun, pemilik masih mempertahankan desain rumah tanpa ada perubahan yang sangat mencolok selain hanya beberapa bagian diganti materialnya lantaran sudah di bagian dalam, suasana pedesaan sangat kental terasa. Lantai kayu dengan bunyi berdecit saat diinjak, dinding bilik, serta lampu temaram menghiasi setiap sudut ruangan rumah. Belum lagi bagian dapur atau pawon yang luas tempat bercengkerama keluarga tampak bersih dan rapi dengan tata letak perabotan jadul jaman dulu menciptakan suasana yang nyaman, klasik, ruang tengah, sengaja dipasang kumpulan foto pemeran bersama kru film dan keluarga pemilik rumah sebagai kenang-kenangan bagi anak cucuk kelak dibingkai dalam figura sederhana namun sarat makna."Rumah ini memang sudah sangat tua sekitar 97 tahun. Jadi saat ibu saya baru berusia 40 hari, dibawa pindah oleh nenek saya ke sini katanya. Dan sekarang ibu saya sudah meninggal," ujar Ida Widaningrum 62, cucu pemilik rumah, Sabtu 20/6/2020.Ida menuturkan sebagian besar perabotan rumah tersebut masih asli peninggalan nenek moyang mereka yang didapat dari hasil lelang peninggalan zaman Belanda sebel akhirnya Indonesia merdeka."Ini koleksi perabotan asli kakek-nenek kami, belum pernah diganti, tapi ada beberapa yang sudah diperbaiki. Di masanya termasuk barang mewah karena merupakan pembelian hasil lelang dari orang Belanda," berukuran 20x8 meter persegi ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1 hektare. Ida mengatakan menuturkan jauh sebelum dipakai syuting film Si Kabayan, rumah tua tersebut juga sempat dijadikan lokasi syuting sinetron dan film lainnya, semacam Emas Putih, Kelabang Gendi, dan Pel Ajaib."Mungkin karena suasananya yang nyaman dan desain rumahnya cocok dijadikan untuk tempat syuting, jadi agak sering disewa," dia menuturkan saat ini rumah tersebut lebih dijadikan sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar di hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha."Paling dipakai untuk pertemuan keluarga saja karena lumayan banyak kalau semua kumpul," dia membeberkan.
Hampir semua masyarakat Indonesia sudah tahu tentang dongeng si kabayan. Cerita rakyat si kabayan memang sangat populer, bahkan banyak cerita rakyat si kabayan diangkat menjadi Film layar lebar. Sebagian besar orang yang pernah mendengar dongeng sunda si kabayan menyukai cerita rakyat dari Jawa Barat ini. Apalagi film layar lebarnya diperankan oleh seorang legenda seni peran Indonesia yaitu almarhum Didi Petet. Dongeng Kabayan yang Kakak ceritakan pada kesempatan ini, Kakak ambil dari kumpulan dongeng si kabayan yang banyak sekali jumlahnya. Koleksi yang Kakak miliki sebagian dongeng si kabayan basa sunda dan sebagian lagi dongeng si kabayan bahasa indonesia. Tentunya kalian sudah tidak sabar mengikuti kisah si kabayan yang pintar, lugu tetapi pemalas. Ini dia kisah lengkapnya Tersebutlah seorang lelaki di tanah Pasundan pada masa lampau. Si Kabayan namanya. Ia lelaki yang pemalas namun memiliki banyak akal. Banyak akal pula dirinya meski akalnya itu kerap digunakannya untuk mendukung kemalasannya. Si Kabayan telah beristri. Nyi Iteung nama istrinya. Pada suatu hari Si Kabayan disuruh mertuanya untuk mengambil siput-siput sawah. Si Kabayan melakukannya dengan malas-malasan. Setibanya di sawah, ia tidak segera mengambil siput-siput sawah yang banyak terdapat di sawah itu, melainkan hanya duduk-duduk di pematang sawah. Lama ditunggu tidak kembali, mertua Si Kabayan pun menyusul ke sawah. Terperanjatlah ia mendapati Si Kabayan hanya duduk di pematang sawah. “Kabayan! Apa yang engkau lakukan? Mengapa engkau tidak segera turun ke sawah dan mengambil tutut-tutut Siput itu?” “Abah-abah Bapak, aku takut turun ke sawah karena sawah ini sangat dalam. Lihatlah, Bah, begitu dalamnya sawah ini hingga langit pun terlihat di dalamnya,” jawab Si Kabayan. Mertua Si Kabayan menjadi geram. Didorongnya tubuh Si Kabayan hingga menantunya itu terjatuh ke sawah. Si Kabayan hanya tersenyum-senyum sendiri seolah tidak bersalah. “Ternyata sawah ini dangkal ya, Bah?” katanya dengan senyum menyebalkannya. Ia pun lantas mengambil siput-siput sawah yang banyak terdapat di sawah itu. Pada hari yang lain mertua Si Kabayan menyuruh Si Kabayan untuk memetik buah nangka yang telah matang. Pohon nangka itu tumbuh di pinggir sungai dan batangnya menjorok di atas sungai. Si Kabayan sesungguhnya malas untuk melakukannya. Hanya setelah mertuanya terlihat marah, Si Kabayan akhirnya menurut. Ia memanjat batang pohon. Dipetiknya satu buah nangka yang telah masak. Sayang, buah nangka itu terjatuh ke sungai. Si Kabayan tidak buru-buru turun ke sungai untuk mengambil buah nangka yang terjatuh. Dibiarkannya buah nangka itu hanyut. Mertua Si Kabayan terheran-heran melihat Si Kabayan pulang tanpa membawa buah nangka. “Apa yang terjadi?” tanyanya dengan raut wajah jengkel. “Mana buah nangka yang kuperintahkan untuk dipetik?” Dengan wajah polos seolah tanpa berdosa, Si Kabayan menukas, “Lho? Bukankah buah nangka itu tadi telah kuminta untuk berjalan duluan? Apakah buah nangka itu belum juga tiba?” “Bagaimana maksudmu, Kabayan?” “Waktu kupetik, buah nangka itu jatuh ke sungai. Rupanya ia ingin berjalan sendirian. Maka, kubiarkan ia berjalan dan kusebutkan agar ia lekas pulang ke rumah. Kuperingatkan pula agar ia segera membelok ke rumah ini. Dasar nangka tua tak tahu diri, tidak menuruti perintahku pula!” “Ah, itu hanya alasanmu yang mengada-ada saja, Kabayan!” mertua Si Kabayan bersungut-sungut. “Bilang saja kalau kamu itu malas membawa nangka itu ke rumah!” Si Kabayan hanya tertawa-tawa meski dimarahi mertuanya. Pada waktu yang lain mertua Si Kabayan mengajak menantunya yang malas lagi bodoh itu untuk memetik kacang koro di kebun. Mereka membawa karung untuk tempat kacang koro yang mereka petik. Baru beberapa buah kacang koro yang dipetiknya, Si Kabayan telah malas untuk melanjutkannya. Si Kabayan mengantuk. Ia pun lantas tidur di dalam karung. Ketika azan Dhuhur terdengar, mertua Si Kabayan menyelesaikan pekerjaannya. Ia sangat keheranan karena tidak mendapati Si Kabayan bersamanya. “Dasar pemalas!” gerutunya. “Ia tentu telah pulang duluan karena malas membawa karung berisi kacang koro yang berat!” Mertua Si Kabayan terpaksa menggotong karung berisi Si Kabayan itu kembali ke rumah. Betapa terperanjatnya ia saat mengetahui isi karung yang dipanggulnya itu bukan kacang koro, melainkan Si Kabayan! “Karung ini bukan untuk manusia tapi untuk kacang koro!” omel mertua Si Kabayan setelah mengetahui Si Kabayan lah yang dipanggulnya hingga tiba di rumah. Keesokan harinya mertua Si Kabayan kembali mengajak menantunya itu untuk ke kebun lagi guna memetik kacang-kacang koro. Mertua Si Kabayan masih jengkel dengan kejadian kemarin. Ia ingin membalas dendam pada Si Kabayan. Ketika Si Kabayan sedang memetik kacang koro, dengan diam-diam mertua Si Kabayan masuk ke dalam karung dan tidur. Ia ingin Si Kabayan memanggulnya pulang seperti yang diperbuatnya kemarin. Dongeng Si Kabayan Cerita Rakyat Sunda Jawa Barat Adzan Dhuhur terdengar dari surau di kejauhan. Si Kabayan menghentikan pekerjaannya. Dilihatnya mertuanya tidak bersamanya. Ketika ia melihat ke dalam karung, ia melihat mertuanya itu tengah tertidur. Tanpa banyak bicara, Si Kabayan lantas mengikat karung itu dan menyeretnya. Terperanjatlah mertua Si Kabayan mendapati dirinya diseret Si Kabayan. Ia pun berteriak-teriak dari dalam karung, “Kabayan! Ini Abah! Jangan engkau seret Abah seperti ini!” Namun, Si Kabayan tetap saja menyeret karung berisi mertuanya itu hingga tiba di rumah. Katanya seraya menyeret, “Karung ini untuk tempat kacang koro, bukan untuk manusia.” Karena kejadian itu mertua Si Kabayan sangat marah kepada Si Kabayan. Ia mendiamkan Si Kabayan. Tidak mau mengajaknya berbicara dan bahkan melengoskan wajah jika Si Kabayan menyapa atau mengajaknya bicara. Ia terlihat sangat benci dengan menantunya yang malas lagi banyak alasan itu. Si Kabayan menyadari kebencian mertuanya itu kepadanya. Bagaimanapun juga ia merasa tidak enak diperlakukan seperti itu. Ia lantas mencari cara agar mertuanya tidak lagi membenci dirinya. Ditemukannya cara itu. Ia pun bertanya pada istrinya perihal nama asli mertuanya. “Mengetahui nama asli mertua itu pantangan, Akang!” kata Nyi Iteung memperingatkan. “Bukankah Akang sudah tahu masalah ini?” Si Kabayan berusaha membujuk. Disebutkannya jika ia hendak mendoakan mertuanya itu agar panjang umur, selalu sehat, murah rejeki, dan jauh dari segala mara bahaya. “Jika aku tidak mengetahui nama Abah, bagaimana nanti jika doaku tidak tertuju kepada Abah dan malah tertuju kepada orang lain?” Nyi Iteung akhirnya bersedia memberitahu jika suaminya itu berjanji untuk tidak menyebarkan rahasia itu. katanya, “Nama Abah yang asli itu Ki Nolednad. Ingat, jangan sekali-kali engkau sebutkan nama Abah itu kepada siapa pun!” Setelah mengetahui nama ash mertuanya, Si Kabayan lantas mencari air enau yang masih mengental. Diambilnya pula kapuk dalam jumlah yang banyak. Si Kabayan menuju lubuk, tempat mertuanya itu biasa mandi. Ia lantas membasahi seluruh tubuhnya dengan air enau yang kental dan menempelkan kapuk di sekujur tubuhnya. Si Kabayan kemudian memanjat pohon dan duduk di dahan pohon seraya menunggu kedatangan mertuanya yang akan mandi. Ketika mertuanya sedang asyik mandi, Si Kabayan lantas berseru dengan suara yang dibuatnya terdengar lebih berat, “Nolednad! Nolednad!” Mertua Si Kabayan sangat terperanjat mendengar namanya dipanggil. Seketika ia menatap arah sumber suara pemanggilnya, kian terperanjatlah ia ketika melihat ada makhluk putih yang sangat menyeramkan pada pandangannya. “Si siapa engk … engkau itu?” tanyanya terbata-bata. “Nolednad, aku ini Kakek penunggu lubuk ini.” kata Si Kabayan. “Aku peringatkan kepadamu Nolednad, hendaklah engkau menyayangi Kabayan karena ia cucu kesayanganku. Jangan berani-berani engkau menyia-nyiakannya. Urus dia baik-baik. Urus sandang dan pangannya. Jika engkau tidak melakukan pesanku ini, niscaya engkau tidak akan selamat!” Mertua Si Kabayan sangat takut mendengar ucapan Kakek penunggu lubuk’ pun berjanji untuk melaksanakan pesan Kakek penunggu lubuk’ itu. Sejak saat itu mertua Si Kabayan tidak lagi membenci Si Kabayan. Disayanginya menantunya itu. Dicukupinya kebutuhan sandang dan pangan Si Kabayan. Bahkan, dibuatkannya pula rumah, meski kecil, untuk tempat tinggal menantunya tersebut. Setelah mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari mertuanya, Si Kabayan juga sadar akan sikap buruknya selama itu. Ia pun mengubah sikap dan perilakunya. Ia tidak lagi malas-malasan untuk bekerja. Ia pun bekerja sebagai buruh. Kehidupannya bersama istrinya membaik yang membuat istrinya itu bertambah sayang kepadanya. Si Kabayan juga bertambah sayang kepada Nyi Iteung seperti sayangnya kepada mertuanya yang tetap baik perlakuan terhadapnya. Mertuanya tetap menyangka Si Kabayan sebagai cucu Kakek penunggu lubuk’. Ki Nolednad sangat takut untuk memusuhi atau menyia-nyiakan Si Kabayan karena takut tidak akan selamat dalam hidupnya seperti yang telah dipesankan Kakek penunggu lubuk’! Pesan moral dari Kumpulan Dongeng Si Kabayan – Cerita Rakyat Sunda Jawa Barat adalah kemalasan hanya akan merugikan diri sendiri. Oleh karena itu hendaklah kita menghindari sikap bermalas-malasan karena hanya akan mendatangkan kerugian di kemudian hari.
Filmini Kabayan ini, akan diperankan oleh Farihi, sementara Reka Ayu Adella menjadi Nyi Iteung. Selain itu, juga dibintangi oleh seniman asal Jabar lainnya, seperti Ki Daus, Ceu Edoh dan Andini. Sementara menurut Asisten Daerah (Asda) Bidang Administrasi Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Dudi Sudrajat Abdurachim, Pemprov Jabar
* Mulai tidinya, hirup si Kabayan berubah 180’ jauh ti sifat aslina. Si Kabayan jadi sok mabok, penampilanna oge beda, jeung manehna kapikiran omongan si Abah pikeun melet si iteung. Akhirna Kabayan datang ka ema dukun pikeun melet si Abah supaya ngarestuan hubungana jeung Nyi IteungDukun “ Hahahahahaha........ Diuk maneh! Hah, jadi maneh hayang si Abah ngarestuan hubungan maneh jeung si Iteng?”Kabayan “ Nya Nyi... kuring hayang si Abah jadi bager ka kuring jeung narima kuring jadi mantu.”Dukun “ Tenang, maneh teu salah datang kadieu. Naon wae masalah bisa dibereskeun. Hahahaha...., Ngan aya syarat nu kahiji nyaeta maneh kudu mandi kembang 7 rasa. kadua maneh kudu nyiapkeun 2 hulu anak hayam. jeung nu katilu tiap malam minggu maneh kudu nyiapkeun sesajen nu eusina sagelas Luwak Black Kopi, Tory tory chesee crackers, jeung oreo eskrim rasa orange.”Kabayan “ Hah, Jaaarrrukk..”Dukun “Hahahahaha.... Isukan syarat syarana kudu geus dilakonan, jeung hiji deui... syarat nu penting pisan nyaeta.... duit!Kabayan “ siap Nyi...”* Sangges balik ti dukun si kabayan ngalamun bari jeung ngomekeun ceulina, jeung teu lila manehna kasarean. Dina sarena si Kabayan ngimpi paeh. Suasana makin mencekam tiba-tiba muncul dan terdengar suara-suara mistis dan suara malaikat yang bergema didalam kesunyian.Malaikat “Kabayan..... Bangun..... bangun.....Mayat Kabayan “ kabayan bangun dengan dengan muka ketakutan dan bingung Haaaah.... dimana ieu... poeeeek.... eungaaaap, ari kuring nya geus paeh?Malaikat “ Hai,,,Bani Adam .... Marobuka ....Mayat Kabayan “ Haah, dibuka? dibuka nanaonan?”Malaikat “ Siapa Rasul dan apa kitabmu? JAWAB...”Mayat Kabayan “ hah, Rasul? Kitab? duka, duka kuring teu apal, kuring ngan nyaho oge ... .... .....* guyonan dance, jaipong jsb"Malaikat “Terlaknat kau kabayan, Kau sudah jauh dari agamamu! Kau berubah hanya karena cinta! Selama kau hidup kau pergunakan mulutmu untuk membicarakan orang tua, minum alkohol, kakimu kau langkahkan ke tempat haram dengan datang ke dukun, hatimu kotor dengan niat memelet mulutmu akan terkunci, kau tidak akan bisa mengelak dari apa yang telah kau perbuat. Rasaan pembalasan dari apa yang telah kau perbuat.”Mayat Kabayan “ Mbung... Embung... Ampuuuun ampuuun kuring hayang baliiik...”Malaikat “ Hahaha... Setiap perbuatan akan diminta pertanggung jawaban, dan sungguh Allah sangat mencintai umatnya yang selalu taqwa dijalan-Nya, kau rasakan siksa kuburmu... Hahahaha!”Mayat Kabayan “Ampuuuun... ampuuun... iteung... iteung... iteung...!"* Didinya keneh si kabayan hudang tina ngimpina, teu lila nyi iteung datang bari ceurikNyi iteung “ Kang Kabayan... akang... kang kabayan...”Kabayan “ Iteng? Iteung Iteung... iteung kunaha ceurik?”Nyi iteung “ Si Juned kang sijuned nipu iteung.”Abah “ Heueuh.. kabayan si juned nipu, padahal mah si juned geus boga anak pamajikan, Abah era ka maneh kabayan, hampura abah. Ayeunamah ku Abah sorangan direstui jeung si Iteng, asal sifat maneh hade deui.”Kabayan “ Abah bener? heueuh abah, kabayan janji ek ngubah deui sifat kabayan. Tapi Abah Bener?Abah “ heueuh.. kabayan soalna si Iteung kekeuh hayang kamaneh.”Nyi iteung “ Abah bener?”Abah ; “ Heueuh..”Nyi iteung “Abah bener ?”Abah ” Heueuh..”Nyi iteung “ Abah bener?”Abah ”eeuh iteung...”* Teu lila dukun datangDukun “ eiiiiits aya naon ieu? Kabayan mana janjimu?Kabayan ”eeeh... kadieu heula kadieu... Nyi kuring teu jadi melet si Abah, kuring ek tobat”Dukun ” Apa?... tong sok maen maen kabayan, janji angger janji!”Abah “ Janji naon ieu kabayan?”Dukun “ kieu... mun hayang nyaho mah, si kabayan geus boga niat rek melet abahna anu kaseep... hahaha....!"Kabayan “ Abah... hampura kabayan abah, kabayan boga niat ek melet abah, ambeh abah ngarestuan hubungan kabayan jeung nyi iteng, tapi henteu abah ayeuna mah pan kabayan tobat.”Nyi iteung “ Astagfirulloh akaaaang...”Abah “geus.. abah ngarti, ayeuna abah percaya kasorangan kabayan, sorangan geus jujur. Jadi geura tentukeun ek tanggal jeung bulan sabaraha maraneh nikah? tapi tong miheulaan abah nya, abah heula nu nikah..”Kabayan + Nyi iteung “ Hah...Abah ek nikah jeung saha?Dukun “ HAHAHAHAHAHAHAHAHA........."* Akhirna si Kabayan berubah deui sifatna kusabab mimpi paeh. Kabayan, Nyi Iteung, Abah, Dukun nu jadi pamajikan si abah hirup bahagia salawasna..* Tamat *PREV2 of 2PREV
sLkkgy.